SEJARAH PSG – Tahun 2008 menjadi titik hitam dalam sejarah suporter PSG. Di final Coupe de la Ligue melawan Lens, kelompok Boulogne Boys membentangkan banderol keji yang menyebut orang Ch’tis sebagai pedofil, pengangguran, dan hasil hubungan sedarah.
Humor kotor itu langsung jadi bencana nasional. Presiden Sarkozy turun tangan, dan kelompok suporter itu dibubarkan.
Tak lama, Nice ikut-ikutan. Dengan parodi tajam, mereka menulis Escrocs, mafieux, putes, camés untuk menyambut fans Lens.
Saling hina jadi budaya baru di tribune Ligue 1, dari Saint-Étienne–Lyon hingga Toulon–Marseille. Dari soal leluhur yang mati di tambang sampai sindiran terhadap klub-klub yang dianggap murahan dan menjijikkan.
Baca juga: Cavani Pecah Janji Manis 2014, Katanya PSG Bisa Juara Liga Champions
Paris juga jadi sasaran. Tahun 2002, suporter Bordeaux menghina pendukung PSG sebagai penjajah musim liburan: Parisiens, le Sud-Ouest vous vomit. PSG membalas setahun kemudian, menyebut Bordeaux dan Nantes sebagai dua kota tanpa jati diri, layak disebut sampah geografis.
Di Marseille, pengkhianat seperti Fiorèse disambut dengan banderol yang menyamakannya dengan pelacur. Fans Paris menyebutnya Judas, bahkan meminta dia mengembalikan sabun jika memang merasa PSG seperti penjara. Humor yang awalnya tajam berubah jadi penghinaan yang membekas dan menggerus nilai rivalitas sehat.