Vitinha PSG UCL 2025
Sepak bola modern penuh pemain bertabur gol dan assist. Ada sosok yang memengaruhi jalannya pertandingan dengan cara jauh lebih halus namun sangat menentukan. Nama itu adalah Vitinha, gelandang berusia 24 tahun yang kini menjadi jantung permainan Paris Saint-Germain (PSG) dan salah satu wajah utama generasi emas terbaru Portugal.
Dalam artikel opini yang ditulis Tiago Guadalupe di abola.pt, Vitinha digambarkan sebagai “influencer sepak bola” — bukan melalui media sosial, tetapi lewat sentuhannya, kecermatannya membaca permainan, serta kemampuannya mengatur ritme tim.
Perjalanan Vitinha menuju elit sepak bola Eropa bukanlah cerita yang mulus. Setelah menonjol di akademi FC Porto dan menjuarai UEFA Youth League 2019, ia sempat kesulitan menembus tim utama. Masa peminjaman ke Wolverhampton juga tidak berjalan sesuai harapan, membuat masa depannya sempat penuh tanda tanya.
Namun kepercayaan yang diberikan FC Porto saat ia kembali ke Estádio do Dragão mengubah segalanya. Bersama pelatih Sérgio Conceição, Vitinha tampil menonjol di musim 2021/22 hingga akhirnya diboyong PSG seharga 41,5 juta euro.
Meski mengawali musim debut dengan baik, performanya menurun pada paruh kedua. Media Portugal bahkan menyebut adanya ketegangan dengan Lionel Messi pada sesi latihan dan kritik dari Neymar seusai kekalahan PSG dari AS Monaco. Vitinha perlahan kehilangan tempatnya.
PSG tetap mempertahankan kepercayaan terhadap sang gelandang dan mengambil keputusan berani pada musim panas 2023—melepaskan Messi dan Neymar. Keputusan itu membuka jalan bagi Vitinha untuk bangkit kembali di bawah asuhan Luis Enrique. Sejak saat itu, ia berubah menjadi salah satu pemain paling berpengaruh dalam skuad.
Dengan tinggi hanya 1,72 meter, Vitinha bukanlah gelandang dominan secara fisik. Namun kualitas tekniknya berada di level berbeda: sentuhan pertama halus, kemampuan progresi bola di atas rata-rata, agresif saat bertahan, dan cerdas menentukan tempo.
Musim lalu, ia menutup kompetisi dengan 9 gol dan 5 assist—catatan impresif untuk seorang gelandang tengah. Namun statistik itu hanya sebagian kecil dari kontribusinya. Yang menjadi sorotan adalah konsistensinya membuat permainan PSG mengalir dan kemampuannya menjadi solusi tekanan di lini tengah.
Performa itu juga terlihat jelas di Liga Champions. Di Anfield melawan Liverpool, Vitinha tampil matang dan mengeksekusi salah satu penalti penentu. Legenda Prancis, Thierry Henry, bahkan memberikan pujian khusus:
“Nuno Mendes luar biasa, tapi Vitinha… dia bermain olahraga yang berbeda. Cara dia mengontrol ritme, cara dia bertahan… itu harusnya berarti sesuatu.”
Roberto Martínez, pelatih Timnas Portugal, kini semakin memercayai Vitinha untuk mengatur permainan Seleção. Duetnya dengan João Neves dianggap sebagai pasangan gelandang masa depan yang saling melengkapi dan berpotensi mendefinisikan era baru Portugal.
Meski begitu, Guadalupe dalam opininya berharap Martínez mampu mengoptimalkan potensi luar biasa yang dimiliki skuad Portugal, tanpa “inovasi yang tidak perlu”.
Pelatih PSG Luis Enrique mengakui performa timnya jauh dari harapan dan menyebut “mustahil menang dengan…
Monaco membuka skor di menit ke-69. Berawal dari umpan panjang Salisu, Golovin mengirimkan crossing matang…
PSG kalah dari AS Monaco lewat gol tunggal dari Minamino. Chevalier menceritakan kondisi tim Paris…
Diallo menjelaskan bahwa kebiasaan itu bukan tanpa alasan. Baca selengkapnya di artikel ini.
Pelatih asal Spanyol itu melanjutkan dengan mengingatkan mengenai agenda berat PSG ke depan.
Pelatih PSG itu menambahkan mengenai idenya untuk mengidentifikasi pemain muda dengan potensi besar